Berikutini juara Piala Eropa / Liga Champions UEFA dari tahun ke tahun, menjelang putaran 16 besar turnamen 2010-2011 yang berlangsung Selasa. 2010: Inter Milan (Italia) 2009: Barcelona (Spanyol) 2008: Manchester United (Inggris) 2007: AC Milan (Italia) 2006: Barcelona (Spanyol) 2005: Liverpool (Inggris) 2004: Porto (Portugal) 2003: AC Milan
Naples National Archaeological Museum Makanan yang populer di zaman kuno mungkin dianggap menjijikkan kini. Lidah flamingo hingga arak feses, contoh sajian yang dinikmati di zaman kuno. - Makanan dan minuman adalah aspek penting dari suatu kebudayaan. Makanan yang dinikmati oleh berbagai komunitas pada zaman dahulu berevolusi sepanjang sejarah menjadi makanan yang kita nikmati sekarang. Namun, tidak jarang, makanan di zaman dahulu tampak tidak lazim bagi orang di zaman modern. Nyatanya, makanan dan minuman yang sangat dinikmati nenek moyang kita akan dianggap sangat menjijikkan di masa kini. Lidah flamingo hingga arak feses, itu adalah beberapa sajian dinikmati di zaman kuno Lidah flamingo Sebagian besar dari kita akan ragu untuk mengonsumsi flamingo, apalagi lidahnya. “Namun, orang di zaman kuno punya pemikiran lain,” ungkap Lex Leigh di laman Ancient Origins. Flamingo dinikmati sebagai makanan kuno seperti burung lainnya, termasuk ayam, bebek, burung merak, burung unta, dan bahkan burung beo. Dianggap lezat, flamingo dipandang sebagai status kekayaan di zaman Romawi kuno. Tidak semua orang dapat menikmati kelezatan lidah flamingo, hanya mereka yang kaya raya yang mampu mengonsumsinya. Pai burung hidup Beberapa resep kuno terkenal mengandung hewan hidup di dalam bahan-bahannya. Namun, hewan hidup sebenarnya tidak dikonsumsi di piring. Untuk pai burung hidup, pai dibuat dengan lapisan kulit berbentuk kubah besar di atasnya, di mana diisi burung hidup. Idenya adalah bahwa burung akan terbang keluar setelah lapisan kulit pai dipotong. Idenya mungkin terdengar spektakuler, tetapi bayangkan jika si burung mengotori pai Anda! Paru-paru yang direndam susu Manusia telah mengonsumsi semua jenis organ selama bertahun-tahun, tetapi bagaimana dengan paru-paru? Pada zaman dahulu, sebagian orang biasa memakan paru-paru hewan sebagai santapan istimewa. Paru-paru akan direndam dalam susu agar tetap lembap. “Susu juga mengeluarkan bau menyengat dari jaringannya,” tambah Leigh. Organ itu kemudian diisi dengan bahan-bahan seperti telur, madu, garam, dan berbagai bumbu untuk memberi rasa. Paru-paru yang sudah dibumbui dan diisi kemudian direbus untuk dimasak sebelum disajikan dalam irisan. Garum Garum adalah saus ikan fermentasi yang populer di zaman Romawi kuno. Orang Romawi akan mencampur usus ikan, darah, cuka, madu, herba, dan rempah-rempah. Campuran itu kemudian dibiarkan berfermentasi di bawah sinar matahari selama beberapa bulan. PROMOTED CONTENT Video Pilihan Source Ancient Origins Penulis 1 Editor Warsono
Paestumadalah sebuah kota Yunani-Romawi kuno di Italia selatan, tidak jauh dari pantai. Kota ini menawarkan tiga kuil Yunani yang terjaga. Kuil tertua di Paestum adalah Kuil Hera, dibangun sekitar 550 SM oleh kolonis Yunani. Kuil di dekatnya dibangun sekitar satu abad kemudian dan juga didedikasikan untuk Hera, dewi perkimpoian dan melahirkan.
Agrozine – Ikan fermentasi adalah salah satu cara dalam mengawetkan ikan dan produk ikan secara tradisional. Fermentasi umum dilakukan di berbagai tempat, jauh sebelum adanya metode pendinginan dan pengalengan ikan. Sebagai jenis makanan yang cepat rusak, pengawetan boga bahari dengan cara fermentasi merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas pangan dari boga bahari. Fermentasi meningkatkan keasaman dari boga bahari hingga ke titik di mana bakteri berhenti berkembang biak. Proses fermentasi yang terjadi pada ikan merupakan proses penguraian secara biologis atau semibiologis terhadap senyawa-senyawa komplek terutama protein menjadi senyawa- senyawa yang lebih sederhana dalam keadaan terkontrol. Metode modern dalam meningkatkan keasaman tanpa melalui fermentasi adalah dengan penambahan senyawa yang bersifat anti bakteri dengan pH rendah, seperti asam laktat, asam asetat, hidrogen peroksida, dan peptida tertentu. Namun, ikan yang difermentasi memiliki rasa dan aroma yang berbeda dan khas karena proses yang dialami oleh produk tersebut. Umumnya, pembuatan ikan fermentasi secara tradisional di Indonesia seperti berikut Bersihkan ikan dari sisik dan isi perut, lalucuci ikan dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan darah yang menempel. Tempatkan dalam toples atau wadah dari kayu dan dicampur dengan garam serta nasi. Tutup wadah dan sesuaikan agar rongga udara antara tutup dengan ikan yang akan difermentasi hanya tersisa sedikit rongga saja. Hal ini disebabkan bakteri asam laktat yang diharapkan memfermentasi ikan dapat tumbuh pada kondisi sedikit oksigen. Biarkan selama 7 hari pada suhu ruang untuk memberikan kesempatan terjadinya fermentasi secara alami/spontan. Beberapa wilayah lain ada yang menambahkan garam dan nasi secara terpisah. Di awali dengan menambahkan garam pada ikan yang sudah dibersihkan, lalu didiamkan dalam wadah semalaman. Selanjutnya, ditambahkan nasi dan dibiarkan tertutup dalam wadah selama 7 hari. Pembuatan Ikan fermentasi ini bukan hanya ada di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain diberbagai penjuru dunia. ini Berikut ini jenis-jenis ikan fermentasi di dunia Bekasam/Pakasam Pakasam disebut pula bekasam atau pekasam adalah menu masakan khas dari masyarakat Kalimantan Selatan dan Sumatra Selatan, Indonesia. Pakasam terkenal sebagai masakan khas ada di Hulu Sungai Tengah HST. Makanan ini adalah produk bahan makanan yang berasal dari fermentasi ikan air tawar yang rasanya masam. Bahan makanan ini biasanya dibumbui lagi dengan cabai dan gula, sebelum disajikan sebagai lauk. Di beberapa daerah ada yang menyebutnya iwak samu. Pakasam berbahan dasar ikan yang diasinkan melalui proses fermentasi dengan garam. Ikan yang diperam, dicampur dengan taburan beras ketan yang telah digoreng. Ikan yang akan dijadikan Pakasam bisa jenis apa saja. Namun, yang paling diminati adalah pakasam anakan ikan dan pakasam papuyu betok. Salah satu jenis ikan yang biasa dibuat pakasam adalah ikan sepat rawa. Sebelum dikonsumsi, bekasam dimasak terlebih dahulu. Bagoong Bagoong adalah produk ikan fermentasi khas Filipina, terbuat dari ikan atau udang cincang yang difermentasi, dicampur dengan garam, dan disimpan dalam wadah tanah liat. Di dalam wadah, daging ikan yang telah dicincang tersebut didiamkan selama 30 hingga 90 hari, dan diaduk beberapa kali. Umumnya diberikan pewarna makanan alami yang terbuat dari angkak sehingga memberikan warna merah atau merah muda. Hasil akhirnya terkadang dicincang ulang agar menghasilkan produk yang lebih halus seperti pasta. Fesikh Di Mesir, ikan dari famili Mugilidae difermentasi menjadi fesikh. Ikan ini hidup di Laut Mediterania dan Laut Merah. Ikan ini dibuat dengan cara menjemur ikan di bawah cahaya matahari sebelum diawetkan dalam tumpukan garam. Metode dan resep fesikh dapat berbeda-beda di setiap keluarga. Makanan ini umumnya disajikan saat festival Sham el-Nessim. Garum Garum merupakan saus yang dibuat dari ikan fermentasi. Memiliki rasa yang kuat dan menjadi mata uang di zaman Romawi Kuno. Hakarl Hakarl adalah ikan fermentasi yang menjadi makanan khas Islandia. Hakarl dibuat dengan memfermentasikan daging ikan hiu dari spesies Somniosus microcephalus dan Cetorhinus maximus. Hakarl merupakan makanan yang memiliki aroma dan rasa yang sangat kuat. Fermentasi secara tradisional dilakukan di dalam tanah ditumpuk bebatuan untuk mengeluarkan cairan dari dalam tubuh ikan hiu selama 6 hingga 12 minggu. Selanjutnya, ikan dipotong dan dijemur di dalam ruangan selama beberapa bulan. Hongehoe Hongehoe berasal dari Korea yang dibuat dari ikan famili Rajidae yang difermentasikan. Ikan ini memiliki aroma seperti amonia dan disajikan mentah bersama makanan lain, umumnya kimchi. Igunaq Igunaq merupakan makanan suku Inuit Eskimo di Kutub Utara. Panganan ini dibuat dengan memfermentasikan daging walrus dan mamalia laut lainnya dengan cara dikubur dalam tanah. Daging dipotong dalam bentuk bistik sebelum difermentasikan. Fermentasi terjadi selama musim gugur, membeku ketika musim dingin, dan disajikan di musim semi. Kusaya Merupakan ikan asin yang kering dan difermentasikan dan merupakan makanan khas Jepang. Memiliki aroma yang kuat, tetapi tidak mengganggu. Rasanya cukup ringan. Biasanya disajikan bersama sake atau shƍchĆ«. Kusaya berasal dari Kepulauan Izu. Lakerda Lakerda merupakan hasil fermentasi ikan sarda asli Yunani dan Turki Ottoman. Lakerda tidak difermentasi dalam waktu lama, biasanya hanya seminggu. Daging ikan yang telah dipotong dalam bentuk bistik ikan direndam dalam larutan garam, lalu dijemur dan disimpan selama seminggu. Di Yunani, lakerda disajikan sebagai meze dengan irisan bawang merah. Di Turki, lakerda disajikan bersama bawang merah, minyak zaitun, dan lada hitam. Ngari Ikan fermentasi ini berasal dari India. Ngari dibuat dari ikan air tawar berukuran kecil yang difermentasikan bersama minyak mustard dan garam. Ikan ini lalu disimpan di dalam kendi dari tanah liat dan ditutup hingga kedap udara. Kendi lalu dikubur selama 30 hingga 40 hari. Sebelum disajikan, ngari dipanggang sebentar. Pla Ra Ikan fermentasi ini berasal dari Thailand. Pla ra merupakan kecap ikan yang dibuat dengan memfermentasikan ikan Channa striata. Setelah dipotong dan dibersihkan, ikan ini dicampur dengan garam dan bekatul lalu disimpan dalam kendi besar dan ditutup kayu. Fermentasi berlangsung selama tiga bulan hingga setahun. Rakfisk Rakfisk berasal dari Norwegia, terbuat dari ikan trout yang diasinkan dan difermentasikan selama dua bulan hingga setahun. Ikan fermentasi ini disajikan tanpa dimasak terlebih dahulu. Istilah “rakfisk” telah ada dalam sejarah tertulis sejak tahun 1348. Surstromming Ikan fermentasi ini berasal dari Swedia. Panganan ini terbuat dari ikan herring dari laut Baltik yang difermentasikan dalam drum kayu. Hal yang perlu diperhatikan adalah jangan menggunakan wadah plastik yang ditutup rapat dalam proses fermentasi karena dapat menyebabkan kasus botulisme. Botulisme adalah keracunan serius yang disebabkan oleh racun dari bakteri Clostridium botulinum. Di Alaska, kasus botulisme akibat ikan fermentasi sudah tercatat sejak tahun 1985 dan terus meningkat. Peningkatan kasus botulisme terjadi karena penggunaan wadah plastik tertutup rapat yang mengakibatkan fermentasi terjadi secara anaerobik dan menyebabkan bakteri Clostridium botulinum tumbuh dengan cepat, dibandingkan dengan cara tradisional yang menggunakan lubang di tanah dengan hanya ditutupi jerami. Demikianlah informasi tentang ikan fermentasi yang merupakan warisan dari nenek moyang di berbagai penjuru dunia. Semoga bermanfaat, selamat mencoba, dan memotivasi kamu untuk bisa melestarikan boga bahari ini. das Yuk Sobat, Tonton Video Menarik Ini
BeliIkan Fermentasi Online terdekat di Jakarta Barat berkualitas dengan harga murah terbaru 2021 di Tokopedia! Pembayaran mudah, pengiriman cepat & bisa cicil 0%
–- Setelah menghabiskan waktu selama tujuh tahun, usaha para arkeolog untuk mencari kota kuno Neapolis akhirnya membuahkan hasil. Kota penting di era Kekaisaran Romawi kuno itu ditemukan tak jauh dari kota modern Nabeul, timur laut Tunisia. Sebagian dari Neapolis tenggelam akibat gempa dan tsunami pada 21 Juli tahun 365 Masehi. Sejarawan Ammien Marcellin mencatat, bencana alam yang sama diperkirakan menyebabkan kerusakan besar di Alexandria, Mesir dan di Pulau Kreta, Yunani pada saat ditemukan oleh para peneliti dari Tunisian National Heritage Institute dan University of Sassari di Italia, reruntuhan Neapolis terbentang lebih dari 20 hektar. Baca juga Kokoh Tahun, Rahasia Kekuatan Beton Romawi Kuno Terungkap Meski terendam ribuan tahun, wujudnya masih terlihat jelas, mulai dari jalan, monumen, hingga sekitar seratus tangki yang digunakan untuk menghasilkan garum - saus ikan fermentasi yang menjadi bumbu populer di Roma kuno dan Yunani, yang kemungkinan merupakan faktor signifikan dalam perekonomian Neapolis. "Ini adalah penemuan besar. Penemuan ini telah memungkinkan kita untuk menetapkan dengan pasti bahwa Neapolis adalah pusat utama pembuatan garum dan ikan asin, bahkan Neapolis mungkin merupakan pusat garum terbesar di dunia Romawi, " kata kepala tim peneliti, Mounir Fantar, kepada AFP. Seperti diwartakan oleh Science Alert 5 September 2017, Neapolis didirikan pada abad ke-5 SM. Dalam Bahasa Yunani, Neapolis berarti “kota baru”. Pada saat itu, tak ada alat ilmiah untuk mengukur besarnya gempa. Para sejarawan memperkirakan gempa terjadi sebanyak dua kali dengan kekuatan paling besar mencapi 8,0 magnitudo. Kekuatan pergerakan bumi itu mampu memisahkan beberapa bagian dari Kreta hingga sejauh 10 meter. Baca juga Mesir Temukan Makam Kuno Berusia Tahun dari Zaman Romawi Neapolis berpindah tangan akibat pertikaian beberapa fraksi. Hal itu membuatnya menjadi tempat bersejarah penting di wilayah Afrika Utara. Penemuan ini tentunya memberikan kemungkinan baru untuk menyingkap sejarah. Sebab, tidak banyak literatur Romawi yang menulis tentang Neapolis. Kemungkinannya, hal itu terjadi akibat ketidaksetiaan warga Neapolis terhadap Romawi. Sebelum dikuasai Romawi, mereka berpihak kepada Carthage selama perang punis ketiga pada tahun 149-146 SM. "Kami sebenarnya mencari kota pelabuhan, dan pencarian di bawah air memungkinkan kami mengenali jejak lain, terutama kepastian bahwa Neapolis mengalami gempa ini pada tahun 365 M," kata Fantar. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bermuladari zaman Sebelum Masehi, hingga detik ini, Cheesecake masih terus dibuat dan dihidangkan oleh umat manusia. Kue yang resep awalnya berasal dari yunani kuno ini pun, melenggang ke seluruh dunia dengan bentuk dan versi yang sangat variatif di berbagai negara. Well kue ini memang legendaris dan sangat uzur, jika disamakan dengan manusia - Fermentasi adalah salah satu teknik kuno untuk mengawetkan makanan. Banyak makanan fermentasi yang menjadi dikonsumsi sehari-hari masyarakat Indonesia. Sebut saja seperti tempe, tape, peuyeum, dan masih banyak juga Tips Membuat Kimchi ala Rumahan, Perhatikan Suhu Tempat Fermentasi Makanan fermentasi berbeda dengan makanan basi, terdapat bakteri baik didalamnya dan dapat bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan. Bahkan faktanya, makanan fermentasi seringkali lebih bergizi daripada bentuknya yang tidak difermentasi. Banyak makanan fermentasi asli di Indonesia dan sangat populer di tengah masyarakat. Berikut makanan fermentasi dari Indonesia 1. Tempe Makanan kaya protein in merupakan salah satu makanan fermentasi khas Indonesia yang telah mendunia. Tempe adalah salah satu makanan hasil fermentasi dari kacang kedelai. Baca juga Sejak Kapan Tempe Terkenal Sampai Luar Negeri? Makanan tempe sudah dikenal masyarakat Jawa sehak berabad lalu. Dalam naskah Jawa Kuno tepatnya di Serat Centhini yang dibuat pada abad ke-19, tempe diceritakan dalam kurang lebih di lima jilid dari total 12 jilid Serat Centhini. Dalam Serat Centhini tercantum naskah yang menceritakan sambal tempe, tempe goreng, tempe bacem. Ada juga cerita tempe mentah yang dikisahkan disantap bersama kecambah dan sambal yang dibuat dari parutan kelapa. Dalam Serat Centhini juga tercantum bahwa tempe selain makanan sehari-hari juga berguna sebagai makanan yang disuguhkan untuk hajatan. 2. Tapai singkong Tapai ingkong merupakan camilan fermentasi yang bahan dasarnya, yaitu ubi kayu atau singkong. Singkong yang biasa diolah menjadi tapai adalah singkong manis yang berwarna putih atau juga 4 Cara Membedakan Tapai Singkong dan Peuyeum Fermentasi biasanya dilakukan di dalam keranjang bambu yang diberi alas daun pisang dan dilakukan pada suhu ruang selama dua sampai hari. Lama lama fermentasi sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan selera masyarakat setempat. Misalnya di Jawa Tengah, tekstur tapai yang disukai adalah tapai yang agak lembek. 3. Peuyeum Serupa tapi tak sama dengan tapai singkong. Peuyeum sama-sama terbuat dari ubi kayu atau singkong. Singkong yang digunakan juga jenis singkong manis yang berwarna putih atau kuning. Dalam pembuatan peuyeum, biasanya singkong dibiarkan utuh, hanya dipotong di bagian pangkal dan ujungnya, kemudian dikupas. Setelah dicuci dan direndam sebentar, singkong utuh tersebut direbus di air mendidih hingga setengah masak. Baca juga Cara Membuat Colenak, Camilan Enak dari Tapai atau Peuyeum Setengah masak artinya sudah siap dimakan. Namun belum betul-betul lunak dan belum pecah-pecah. Dalam proses peragian, ragi dilumurkan di seluruh permukaan singkong dengan ukuran dua kali lebih banyak dibandingkan ragi untuk pembuatan tapai. Dok. Shutterstock/ acarapi Ilustrasi peuyeum atau singkong fermentasi. 4. Brem Makanan yang sering menjadi buah tangan dari Madiun dan Wonogiri juga merupakan makanan fermentasi asli Indonesia. Brem memiliki tekstur yang padat kemudian akan leleh dimulut saat dimakan. Rasanya manis dan ada sensasi meletup-meletup saat mengenai lidah. Baca juga Apa Bedanya Arak, Tuak, dan Brem Bali yang Kini Sudah Legal? Bahan untuk membuat sajian ini adalah beras ketan atau air tapai ketan, kemudian difermentasikan dengan ragi. Setelah melewati proses tersebut akan menciptakan rasa brem yang khas.

Jenislainnya dari makanan fermentasi kedelai adalah oncom, mirip dengan tempe tapi menggunakan jenis jamur yang berbeda, oncom sangat populer di Jawa Barat. Makanan Indonesia umumnya dimakan dengan menggunakan kombinasi alat makan sendok pada tangan kanan dan garpu pada tangan kiri, meskipun demikian di berbagai tempat (seperti Jawa Barat dan

Lukisan dinding di Pompeii dengan suasana perjamuan. Wikipedia. Beberapa situs peninggalan bangsa Romawi Kuno bercerita banyak tentang kuliner masyarakatnya. Misalnya, Pompeii dan Herculaneum. Kedua kota kuno di Italia itu ditemukan dalam kondisi terkubur materi vulkanik dari letusan Gunung Vesuvius pada 79 M. “Pengetahuan kita tentang apa yang dimakan orang Romawi terkumpul dari teks, lukisan dinding dan mosaik, serta sisa-sisa makanan mereka yang terawetkan di situs-situs peninggalannya,” tulis Mark Cartwright di Menandakan Kelas Sosial Makanan bangsa Romawi Kuno berkisar pada empat makanan pokok sereal, sayuran, minyak zaitun, dan anggur. Makanan laut, keju, telur, daging, dan berbagai jenis buah juga tersedia bagi yang mampu. Orang Romawi Kuno pun mahir dalam memproses dan mengawetkan makanan menggunakan teknik pengacaran, yakni pengasinan dengan garam atau pengasaman dengan cuka, dan penyimpanan dalam madu. Membumbui makanan dengan saus, herba, dan rempah-rempah eksotis adalah elemen penting lain dalam persiapan makanan orang Romawi. Baca juga Cara Kuno Mengawetkan Makanan Pada masa Romawi Kuno, penjual pinggir jalan sudah banyak dijumpai. Mereka menjual roti dan pasta dari biji-bijian kepada masyarakat kelas bawah yang tak mampu membangun dapur di rumahnya. “Gandum adalah andalan orang miskin,” tulis Linda Civitello, sejarawan kuliner, dalam Cuisine and Culture, a History of Food and People. Gandum biasanya disiapkan dengan dua cara, yaitu dihaluskan dan direbus menjadi bubur atau digiling dan dipanggang menjadi roti. Penjual roti dari lukisan dinding di Pompeii. Wikipedia. Menurut Randy Schwartz, sejarawan kuliner, dalam “All Roads Led to Rome Roman Food Production in North Africa” yang termuat dalam Repast Volume XX, Number 4 Fall 2004, sebagian besar masyarakat kelas bawah Romawi makan gandum atau barley setiap hari dalam bentuk bubur atau roti pipih panggang. Untuk protein tambahan, mereka mungkin memiliki keju, ikan, atau daging, tetapi seringnya bubur kacang fava atau lentil. Baca juga Membuat Roti, Kemampuan Dasar dalam Sejarah Manusia Mereka yang lebih mampu akan membeli sereal di toko roti, lalu membuatnya menjadi roti beragi yang ideal untuk dicelupkan ke minyak zaitun, susu, anggur, atau saus dari suatu hidangan yang mereka masak. Bangsa Romawi sudah memiliki teknologi untuk menghasilkan tepung dalam skala besar sehingga bisa memproduksi beragam jenis roti. “Ini membutuhkan lebih dari sekadar tenaga manusia. Keledai diikat ke batu penggiling yang berjalan mengelilinginya untuk memisahkan gandum dari sekam,” tulis Civitello. Sementara makanan masyarakat kelas atas bangsa Romawi lebih beragam. Civitello menyebutkan, orang-orang kaya Romawi biasanya sarapan keju, buah zaitun, dan roti. Mereka juga mengkonsumsi daging babi, anggur yang dimaniskan dengan madu, makanan dengan saus seperti garum dan rempah-rempah impor mahal yang disiapkan oleh pelayan. “Mereka juga minum anggur saat makan, kebiasaan yang masih dilakukan di Italia hingga saat ini,” tulis Civitello. Baca juga Tak ada Roti Bir pun Jadi Civitello menjelaskan, garum adalah kecap ikan fermentasi. Ini merupakan kombinasi unik antara garam, laut, dan matahari. Asalnya dari Yunani dan mungkin merupakan asal-usul secara tidak langsung dari saus worcestershire atau kecap Inggris. “Teorinya adalah bahwa orang Romawi mengekspor garum ke India pada zaman kuno dan kemudian Inggris membawanya dari India ke Inggris tahun kemudian,” tulis Civitello. Makanan Bernutrisi Sementara itu, semua kalangan di Herculaneum, kota kuno di Italia, mengkonsumsi makanan yang beragam. Sebagaimana terungkap dalam penelitian Mark Robinson dan Erica Rowan berjudul “From the Waters to the Plate to the Latrine Fish and Seafood from the Cardo V Sewer, Herculaneum” yang dipublikasikan di Journal of Maritime Archaeology 2018. Mereka menyebut bahwa masyarakat Herculaneum sejak dulu telah mengkonsumsi macam-macam makanan sehat. Yang paling sering adalah buah ara, telur, zaitun, anggur, dan kerang. Hal itu diketahui dari sampah dapur yang dibuang ke jamban. Kendati bukan kebiasaan yang sehat, tetapi sampah-sampah kuno itu kini berguna sebagai sumber informasi. Baca juga Melihat Kehidupan Orang Romawi Lewat Lubang Jamban Saluran jamban itu, di mana ditemukan sisa-sisa makanan sehat, terhubung dengan tempat tinggal dan toko dari masyarakat kelas bawah. Artinya, mungkin semua kalangan di Herculaneum mengkonsumsi beragam jenis makanan. “Kami selalu berpikir bahwa kalangan non-elite di dunia kuno tidak makan makanan yang sangat beragam atau menarik,” kata Rowan kepada Nature. Mereka juga membumbui makanan mereka dengan dill, mint, ketumbar, dan biji mustard. “Itu sangat sehat, dan mereka bisa mendapatkan semua nutrisi penting,” kata Rowan. Rowan menyimpulkan, banyaknya sisa-sisa dapur di dalam jamban menandakan orang-orang Romawi di Teluk Napoli ini lebih banyak memasak di rumah daripada yang dia perkirakan sebelumnya. Terutama dari jumlah tulang ikan yang ditemukan. Dia menilai perdagangan ikan di kawasan itu mungkin jauh lebih besar dari dugaan para ahli. Baca juga Mengintip Isi Dapur Firaun Kedai makanan cepat saji yang baru diekskavasi, salah satu dari 80 lebih kedai makanan cepat saji yang ditemukan di Pompeii. Sup Berisi Beragam Hewan Sisa-sisa makanan dan minuman juga ditemukan di bekas kota Pompeii, Italia. Seperti dilaporkan Smithsonian Magazine, pada 2019 arkeolog menemukan sisa-sisa dari kedai makanan cepat saji di Taman Arkeologi, Situs Regio V, di persimpangan Silver Wedding Street dan Alley of Balconies. Kendati telah berusia lebih dari tahun, sisa-sisa makanan di kedai cepat saji atau thermopolium itu terawetkan dengan baik. Bahkan, sebuah bar masih menampakkan lukisan dinding yang utuh. Di antaranya lukisan bebek mallard dan ayam jago yang mungkin termasuk dalam menu makanan. Pasalnya, sepotong tulang bebek ditemukan di kedai itu. Para ahli masih menganalisis sisa-sisa makanan dan minuman yang ditemukan dalam stoples terakota yang ditanam di meja bar kedai. Namun, Chiara Corbino, ahli arkeozoologi yang ikut dalam penggalian, menduga dua stoples itu menyimpan hidangan ikan dan babi. Juga ada semacam sup atau rebusan yang berisi siput, ikan, dan domba. Baca juga Makan Daging Masa Jawa Kuno “Kami akan menganalisis isinya untuk menentukan bahan-bahannya dan lebih memahami jenis hidangannya,” kata Corbino kepada New York Times. Untuk saat ini, menurutnya, kedai itu mungkin menyajikan sup yang berisi semua hewan itu bersama-sama. Para ahli juga yakin, satu wadah di sana berisi minuman beralkohol. Ditemukan cairan yang mengandung sisa-sisa kacang fava yang digunakan untuk memutihkan wine. Stoples lain tampaknya digunakan untuk menyimpan biji-bijian. Berbagai jenis makanan dari zaman kuno itu, terutama hidangan sup berisi siput, ikan, dan domba, mungkin adalah cita rasa kuliner yang unik. Bisa jadi hidangan itu tak mampu menggugah selera makan masa kini, namun tampaknya telah menjadi menu populer masyarakat Romawi Kuno.
Setelahmatang, burger tadi diberi saus yang dibuat dari Keju Brie, prosctiutto (ham khas Italia), bawang karamel dan saus balsamic Pengkajian matematika yang sistematis di dalam kebenarannya sendiri dimulai pada zaman Yunani Kuno antara tahun 600 dan 300 SM. Kerap kali dapat dilihat di Goo Lagoon. Pearl Krabs - seekor ikan paus yang
Archeological Museum of Sousse Bagi orang Romawi, makan belum afdal tanpa saus ikan busuk ini. Jaringan pabrik dan jalur perdagangan bermunculan untuk mendistribusikan garum. budaya memiliki kekayaan kuliner yang unik, termasuk budaya Romawi kuno. Dalam perjamuan makan malam mewah orang kaya di Romawi tersaji daging babi, anggur, atau ikan. Semuanya disajikan dengan garum. Bagi orang Romawi, makan belum afdal tanpa saus ikan busuk ini. Garum menyempurnakan sebagian besar hidangan Romawi. Namun apa itu sebenarnya garum? Saus ini begitu disukai, di sisi lain bau menyengatnya membuat produksi harus dilakukan di luar kota. Padanan terdekat saat ini dengan garum mungkin adalah kecap ikan, campuran cair dari ikan yang difermentasi dan garam. Kecap ikan semacam ini jadi makanan pokok di banyak masakan Asia Tenggara di zaman modern. Seperti kecap ikan modern, garum Romawi juga dibuat dari ikan yang difermentasi—khususnya isi perutnya—dan garam. Garum dapat langsung dicampurkan ke makanan atau digabungkan dengan bahan lain. Seperti merica garum piperatum, cuka oxygarum, anggur oenogarum, minyak oleagarum, atau bahkan air minum hydrogarum. “Garum digunakan dalam beragam masakan untuk menambah cita rasa,” ungkap MarĂ­a JosĂ© Noain Maura di National Geographic. Bukan sekedar saus, garum sangat penting dalam khazanah kuliner bangsa Romawi kuno. Jaringan besar rute perdagangan tumbuh dibuat untuk memindahkan saus berharga ini dari laut ke meja makan. Seperti banyak makanan lezat saat ini, garum terbaik bisa dijual dengan harga yang sangat mahal. Selain menambah rasa makanan, garum juga dipercaya ampuh untuk mengatasi penyakit. Kandungan proteinnya yang tinggi dapat merangsang nafsu makan pasien yang sedang pulih. Juga memiliki sifat kuratif untuk berbagai penyakit. Dalam Natural History-nya, Plinius yang Tua memuji garum sebagai obat disentri. “Garum efektif untuk mengobati luka akibat gigitan anjing dan sakit telinga,” tulisnya. Masalah perut pun bisa teratasi dengan mengonsumsi siput Afrika yang direndam dalam garum. Saking menyengatnya, produksi harus dilakukan jauh dari pusat kota Garum dipercaya berasal dari kuliner Yunani dan Fenisia. Amphora yang mengandung saus ditemukan di bangkai kapal dari abad kelima Sebelum Masehi. Namanya mungkin berasal dari kata Yunani untuk udang. Orang Romawi tergila-gila dengan saus ini, seakan tidak bisa hidup tanpanya. Pabrik-pabrik yang dikenal sebagai cetariae menjamur untuk memuaskan hasrat orang Romawi akan saus ikan. PROMOTED CONTENT Video Pilihan . 87 196 37 255 309 118 302 91

saus ikan fermentasi dari yunani kuno